Halaman

Kamis, 28 Juni 2012

Tugas Sosiologi masalah kepolisian dalam pengendalian sosial



PENGANTAR
Pengertian Pengendalian Sosial
Manusia dalam kehidupan nya akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi tersebut adakalanya timbul masalah, misalnya terjadi salah paham lalu berkelahi. Benar tidak? Bagaimana kalau timbul masalah? Tentunya kita semua berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan akan kembali pada situasi dan kondisi semula, sehingga akan terwujud suatu keseimbangan sosial (social equilibrium). Untuk menciptakan keseimbangan sosial tersebut diperlukan upaya-upaya menghilangkan penyimpangan-penyimpangan sosial. Untuk itu diperlukan pengendalian sosial.
Berikut ini beberapa definisi tentang pengendalian sosial.
Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.
Roucek (1965) mengemukakan bahwa Pengendalian Sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang didalam masyarakat disebut pengendalian sosial (Social Control). Bagaimana, Anda sudah paham? Bagus, bila Anda sudah paham. Untuk lebih memahami marilah kita lanjutkan belajar tentang pengendalian sosial dengan penjelasan mengenai cakupan pengendalian sosial.
Pentingnya pengendalian social
Tujuan pengendalian penyimpangan social adalah terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan, dalam masyarakat sudah terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang dan sebagainya. Dengan adanya perubahan menyebabkan terjadi keadaan yang tidak stabil. Tujuan pengendalian penyimpangan social untuk memulihkan keadaan yang serasi seperti sebelum terjadinya penyimpangan .

Ada  4 cakupan pengendalian penyimpangan sosial yaitu:
  1. pengendalian sosial antar individu;
  2. pengendalian sosial individu terhadap kelompok;
  3. pengendalian sosial kelompok terhadap individu;
BAB I
PENDAHULUAN DAN PROBLEMATIKA

A.    PENDAHULUAN                
Peran Polisi Dalam Pengendalian Sosial  
Polisi  merupakan  aparat  negara  yang  mempunyai tugas utama  menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban tersebut, polisi mengendalikan atau mengawasi perilaku masyarakat  agar tidak menyimpang atau melanggar norma-norma hukum yang berlaku. Polisi mempunyai wewenang untuk menangkap dan menahan seseorang yang melanggar hukum. Peranan polisi memang sangat penting dalam suatu masyarakat. Jika tidak ada polisi atau polisinya lemah, maka akan sangat sulit menciptakan suatu keadaan masyarakat yang tertib, karena pelanggaran hukum mungkin terjadi di mana-mana. Dengan adanya polisi, warga masyarakat menjadi takut melakukan pelanggaran hukum. Polisipun mempunyai kekuasaan yang memaksa agar masyarakat mau mematuhi hukum. Polisi bukan hanya menangkap, menyidik, dan menyerahkan pelaku pelanggaran ke instansi lain seperti Kejaksaan, tetapi juga membina dan mengadakan penyuluhan terhadap orang  yang menyimpang dari hukum.

Beberapa contoh usaha polisi dalam pengendalian perilaku menyimpang, antara lain sebagai berikut:
     a. Menjaga keamanan pada saat berlangsung suatu kegiatan penting, seperti pemilu, kunjungan tamu   kenegaraan, dan perayaan hari besar umat beragama.
b.
Menjaga keamanan pada saat berlangsung pertunjukan yang mengundang massa, misalnya MTQ, perayaan Sekaten, konser dan pesta olahraga.
c.
Mengadakan patroli keamanan  di tempat-tempat ramai atau di tempat-tempat sepi yang sering digunakan penjahat untuk mencari mangsanya.




B.     PROBLEMATIKA

a.       Latar Belakang Masalah
Polisi merupakan suatu badan pemerintah resmi yang berperan untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Polisi juga berperan sebagai penganyom masyarakat. Namun faktanya, akhir-akhir ini masyarakat sebagai objek yang dilayani kepolisian justru makin kurang tingkat kepercayaannya terhadap polisi. Berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat sendiri merupakan reaksi terhadap semakin “bobrok”nya perilaku oknum polisi. Salah satu contoh reaksi nyata ketidakpercayaannya masyarakat ialah pengumpulan sandal untuk polisi pada 4 januari 2012. Walaupun tidak semua anggota polisi tidak berperilaku bobrok, namun tindakan segelintir oknum polisi telah mencoreng lembaga kepolisian. Hal ini telah menimbulkan masalah yang cukup serius. Sebagai penjaga ketertiban dan keaaman masyarakat polisi harusnya memiliki kepercayaan dari masyarakatnya agar tugas polisi bisa berjalan sinergis dengan masyarakat.

Berikut adalah contoh beberapa kasus yang mencoreng nama kepolisian :
1. Aparat polisi yang menerima suap saat menilang atau melayani pembuatan SIM
2.Kasus rekening gendut yang diduga milik beberapa atasan POLRI. Rekening milik beberapa perwira POLRI tersebut dicurigai memiliki aliran dana yang janggal. Kasus ini ramai di pertengahan 2010.
3.   Kasus “CicakVsBuaya” istilah yang menggambarkan perseteruan antara KPK dan kepolisian. Kasus ini berawal karena 2 pimpinan KPK non aktif menyadap pembicaraan perwira polisi dengan nasabah bank century. Sebenarnya KPK sedang menyelidiki kasus century namun kedua pimpinan KPK nonaktiv ditahan oleh kepolisian dengan alasan melanggar pasal penyalahgunaan wewenang (pasal 421 KUHP). Kasus ini ramai di petengahan 2009.
4.   “Sandal untukPolri”, merupakan aksi protes warga terhadap kepolisian dengan mengumpulkan sandal untuk POLRI. Hal ini dilakukan karena warga merasa prihatin kepada seorang siswa SMK yang mencuri sandal milik anggota POLRI, pemuda itu ditangkap dan diseret ke pengadilan. Kasus ini mencuat bulan januari 2012.
5.   Polisi yang pesta narkoba dan miras. Pada tanggal 12 Mei 2012, dua oknum polisi berpangkat bripka dan brigadier berinisial EM dan LH anggota Polda Jambi diciduk saat tengah melakukan pesta narkoba.

b.      Rumusan masalah
  Dengan masalah berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian kami merumuskan masalah sebagai berikut.
“Bagaimana usaha kepolisian untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap  kepolisiansebagailembaga yang luhur?”





BAB II
PEMECAHAN MASALAH

  Dengan adanya masalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian, maka kepolisian tengah gencar berupaya untuk mengembalikan citranya sebagai lembaga yang luhur dan merakyat.

Untuk membangun kembali citra Polri, perlu dilakukan program intervensi yang tepat, baik bagi anggota POLRI untuk meningkatkan kompetensi kepolisian agar sesuai dengan tujuan dan tugas Polri yang luhur.
Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kepolisian dalam mengembalikan citra mereka:
1.     Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memberitahu bahwa polisi adalah sahabat masyarakat.
Contoh: Melakukan kunjungan kesekolah-sekolah guna memberitahukan bahwa polisi tidak seburuk asumsi masyarakat.
2.     Mendekatkan diri kepada masyarakat melalui dunia entertainment.
Contoh: GirlBand Diva Bhayangkara.
3.     Meningkatkan kedisiplinan anggota kepolisian.
Contoh: Memberikan sanksi keras kepada polisi yang melanggar kode etik kepolisian.
4.     Memperbaiki anggapan masyarakat yang menganggap polisi bersikap kaku.
Contoh: Menerapkan 3S, yaitu senyum, salam dan sapa kepada masyarakat.
5.     Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sepenuh hati.
Contoh: Tidak pandang bulu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
6.     Meningkatkan akhlak dan moral anggota kepolisian agar terhindar perbuatan tercela.
Contoh: Melakukan kegiatan kerohanian secara berkala.
7.     Melakukan kegiatan bakti social.
Contoh: Membantu korban bencana alam.




Bab III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Polisi sebagai lembaga pengendalian social yang bertugas untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, seharusnya mampu mempertahankan kepercayaan masyarakat yang belakangan ini justru memudar karena ulah polisi sendiri. Oleh karena itu, polisi tengah berupaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian agar tugas polisi bisa berjalan secara sinergis.

Saran
           Saran dari kami untuk kepolisian agar polisi bisa dipercaya kembali yakni dengan membenahi tingkah laku anggotanya dan terus mendekatkan diri kepada masyarakat. Sedangkan saran kami untuk masyarakat yakni jangan terlalu menganggap polisi sebagai lembaga yang kurang terpuji, karena tidak semua anggota polisi berperilaku buruk dalam kinerjanya.

catatan : tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas sosiologi kelas X SMAN 1 Cilacap 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar